Kurang tidur sebabkan obesitas? Ini alasannya
Seperti yang diketahui, kurang tidur telah dikaitkan dengan faktor
risiko obesitas. Hanya saja, para peneliti masih belum mengetahui
hubungan yang terjalin antara kurang tidur dengan obesitas. Nah, dalam
penelitian yang dilakukan baru-baru ini, para ilmuwan menunjukkan
hubungan kedua hal tersebut dijembatani oleh sistem endocannabinoid.
Sistem ECB terkait dengan kontrol makan, nafsu makan, dan homeostasis energi. Sistem ECB terdiri dari cannabinoid CB1 dan reseptor CB2, yang secara alami menghasilkan senyawa yang mengikat dan mengaktifkan reseptor 2-arachidonoylglycerol (2-AG).
Berdasarkan hal tersebvut, para ilmuwan berasumsi bahwa saat seseorang mendapatkan tidur yang kurang, dia akan mengaktifkan 2-AG. Kondisi ini berefek pada peningkatan nafsu makan yang tinggi.
Seperti yang dilansir melalui medaicaldaily, para peneliti mengaku bahwa ada persamaan antara efek aktivasi istem ECB dan efek pembatasan tidur. Sama seperti dalam keadaan utang tidur, aktivitas reseptor CB1 meningkatkan perilaku makan (melebihi kebutuhan energi), mengurangi toleransi glukosa, mengurangi tingkat leptin,memengaruhi produksi ghrelin, dan merangsang selera dan kecanduan.
Penelitian ini menginformasikan pada kita bahwa kurang mendapatkan tidur tak hanya menyebabkan peningkatan asupan kalori yang disebabkan oleh perubahan regulasi homeostatis keseimbangan energi. Kurang mendapatkan tidur juga memengaruhi perubahan aspek konsumsi pangan. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Harvard University's Brigham and Women's Hospital.
sumber: merdeka.com
www.elitespringbed.com
Sistem ECB terkait dengan kontrol makan, nafsu makan, dan homeostasis energi. Sistem ECB terdiri dari cannabinoid CB1 dan reseptor CB2, yang secara alami menghasilkan senyawa yang mengikat dan mengaktifkan reseptor 2-arachidonoylglycerol (2-AG).
Berdasarkan hal tersebvut, para ilmuwan berasumsi bahwa saat seseorang mendapatkan tidur yang kurang, dia akan mengaktifkan 2-AG. Kondisi ini berefek pada peningkatan nafsu makan yang tinggi.
Seperti yang dilansir melalui medaicaldaily, para peneliti mengaku bahwa ada persamaan antara efek aktivasi istem ECB dan efek pembatasan tidur. Sama seperti dalam keadaan utang tidur, aktivitas reseptor CB1 meningkatkan perilaku makan (melebihi kebutuhan energi), mengurangi toleransi glukosa, mengurangi tingkat leptin,memengaruhi produksi ghrelin, dan merangsang selera dan kecanduan.
Penelitian ini menginformasikan pada kita bahwa kurang mendapatkan tidur tak hanya menyebabkan peningkatan asupan kalori yang disebabkan oleh perubahan regulasi homeostatis keseimbangan energi. Kurang mendapatkan tidur juga memengaruhi perubahan aspek konsumsi pangan. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Harvard University's Brigham and Women's Hospital.
sumber: merdeka.com
www.elitespringbed.com
Comments
Post a Comment