Ternyata ada keterkaitan antara turunnya berat badan dan kualitas tidur Anda
Penelitian terbaru menemukan keterkaitan antara penurunan berat badan
dengan tidur yang nyenyak. hasil studi tersebut menunjukkan bagaimana
penurunan berat bada akan membuat seseorang mendapatkan tidur yang lebih
nyenyak. Dengan mengabaikan berat badan awal atau akhir (gemuk, normal,
atau kurang), seseorang yang berhasil menurunkan berat badan memiliki
kemungkinan untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
Meskipun banyak para ahli setuju bahwa tidur sama pentingnya dengan menurunkan berat badan berlebih, tetapi ternyata banyak orang yang masih berjuang untuk mendapatkan tidur yang baik dengan alasan yang berbeda-beda. Penelitian yang datang dari the University of Pennsylvanias Perelman School of Medicine menemukan bahwa menurunkan berat badan secara aktif dapat membantu seseorang untuk mendapatkan tidur yang lebih baik. Hal ini berlaku tanpa memandang berat badan seseorang.
Melansir dari medicaldaily.com, peneliti mengatakan bahwa temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan berat badan adalah hal yang lebih penting untuk mendapatkan tidur yang cukup dibandingkan dengan berat badan itu sendiri.
Untuk membuktikan hipotesis mereka tersebut, para peneliti melakukan uji coba pada tikus gemuk yang dipisahkan menjadi dua kelompok dan diamati selama 8 minggu. Satu kelompok tikus diberikan jumlah makanan rutin yang normal. Sedangkan kelompok lainnya diberi makanan diet dengan tiga kali lebih banyak kandungan lemak.
Setelah delapan minggu para peneliti menukarkan diet beberapa tikus selama lebih dari satu minggu. Sebagian tikus dengan pola makan normal ditukarkan dengan diet tinggi lemak dan sebaliknya. Tikus-tikus yang bertukar tersebut mulai kehilangan dan mendapatkan berat badan masing-masing. Sedangkan sisanya, masih bertahan dengan diet semula.
Setelah minggu kesembilan, para peneliti menemukan bahwa tikus yang bertahan pada pola diet tinggi lemak mendapatkan berat badan 30% lebih banyak daripada tikus yang lainnya. Selain itu mereka juga mendapatkan tidur lebih lama satu jam dibandingkan yang lain. Sayangnya, meskipun mereka mendapatkan tidur lebih lama satu jam dibandingkan yang lainnya, mereka tidak mendapatkan tidur yang nyenyak.
Sementara itu, kelompok tikus yang beralih diet memiliki berat badan yang sama, hanya saja jadwal tidur mereka jauh berbeda. Para peneliti menemukan bahwa tikus yang pada awalnya dengan pola makan rutin yang normal dan beralih pada diet tinggi lemak, mengalami penurunan dalam durasi tidurnya. Sementara itu, tikus yang awalnya berada dalam diet tinggi lemak kemudian beralih pada pola makan rutin normal kehilangan berat badan sekaligus mendapatkan tidur yang lebih baik.
Pada akhirnya para peneliti mengambil kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki kelebihan berat badan tidak perlu kehilangan seluruh berat badannya untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Selain itu, kehilangan berat badan secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko kelainan tidur pada seseorang.
sumber: merdeka.com
www.elitespringbed.com
Meskipun banyak para ahli setuju bahwa tidur sama pentingnya dengan menurunkan berat badan berlebih, tetapi ternyata banyak orang yang masih berjuang untuk mendapatkan tidur yang baik dengan alasan yang berbeda-beda. Penelitian yang datang dari the University of Pennsylvanias Perelman School of Medicine menemukan bahwa menurunkan berat badan secara aktif dapat membantu seseorang untuk mendapatkan tidur yang lebih baik. Hal ini berlaku tanpa memandang berat badan seseorang.
Melansir dari medicaldaily.com, peneliti mengatakan bahwa temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa perubahan berat badan adalah hal yang lebih penting untuk mendapatkan tidur yang cukup dibandingkan dengan berat badan itu sendiri.
Untuk membuktikan hipotesis mereka tersebut, para peneliti melakukan uji coba pada tikus gemuk yang dipisahkan menjadi dua kelompok dan diamati selama 8 minggu. Satu kelompok tikus diberikan jumlah makanan rutin yang normal. Sedangkan kelompok lainnya diberi makanan diet dengan tiga kali lebih banyak kandungan lemak.
Setelah delapan minggu para peneliti menukarkan diet beberapa tikus selama lebih dari satu minggu. Sebagian tikus dengan pola makan normal ditukarkan dengan diet tinggi lemak dan sebaliknya. Tikus-tikus yang bertukar tersebut mulai kehilangan dan mendapatkan berat badan masing-masing. Sedangkan sisanya, masih bertahan dengan diet semula.
Setelah minggu kesembilan, para peneliti menemukan bahwa tikus yang bertahan pada pola diet tinggi lemak mendapatkan berat badan 30% lebih banyak daripada tikus yang lainnya. Selain itu mereka juga mendapatkan tidur lebih lama satu jam dibandingkan yang lain. Sayangnya, meskipun mereka mendapatkan tidur lebih lama satu jam dibandingkan yang lainnya, mereka tidak mendapatkan tidur yang nyenyak.
Sementara itu, kelompok tikus yang beralih diet memiliki berat badan yang sama, hanya saja jadwal tidur mereka jauh berbeda. Para peneliti menemukan bahwa tikus yang pada awalnya dengan pola makan rutin yang normal dan beralih pada diet tinggi lemak, mengalami penurunan dalam durasi tidurnya. Sementara itu, tikus yang awalnya berada dalam diet tinggi lemak kemudian beralih pada pola makan rutin normal kehilangan berat badan sekaligus mendapatkan tidur yang lebih baik.
Pada akhirnya para peneliti mengambil kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki kelebihan berat badan tidak perlu kehilangan seluruh berat badannya untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Selain itu, kehilangan berat badan secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko kelainan tidur pada seseorang.
sumber: merdeka.com
www.elitespringbed.com
Comments
Post a Comment