ribuan noda lipstick di pusara oscar wilde
pernahkah Anda mendengar nama Oscar Wilde (1854-1900)? Dia adalah pemain
drama dan penyair Irlandia yang terkenal karena karya-karyanya yang berjudul
'Lady Windmere's Fan' dan 'The Importance of Being Earnest.' Karya-karyanya
yang lain antara lain novel 'The Picture of Dorian Gray' serta dongeng berjudul
'The Happy Prince.'
Nah, sebuah pusara atau memorial besar untuk sang seniman dibuatkan di Paris. Memorial ini bertemakan 'The Sphinx,' salah satu judul puisi karya Wilde dan juga terinspirasi dari Assyrian di British Museum. Selama bertahun-tahun, banyak penggemar wanita mengunjungi memorial besar yang menjadi kuburan terbesar di Paris Pére Lachaise untuk memberi penghormatan kepada penulis drama Irlandia tersebut.
Uniknya, ribuan lipstik bekas ciuman dan pesan grafiti menutupi pusara tersebut. Kebiasaan pengunjung wanita yang meninggalkan jejak lipstiknya di pusara ini dimulai pada akhir 1990-an. Sejak itu, kebiasaan ini diteruskan, termasuk grafiti merah yang bertuliskan, 'Wilde, kami akan terus mengenangmu' atau 'Wilde, teruslah mencapai bintang.'
Dilansir dari Amusing Planet, Kamis (5/6), budaya mencium makam ini dengan lipstik merah terus terjadi. Meskipun, pengelola sudah menerapkan denda 12 ribu dolar AS kepada siapapun yang tertangkap mencium atau merusak monumen bersejarah ini. Namun, aturan itu tidak berpengaruh sampai sekarang.
Noda lisptik merah itu susah dibersihkan karena meresap ke batu. Pada 2011, memperingati ulang tahun ke-111 kematian Wilde, pihak berwenang sempat memasang kaca penghalang sekeliling makan untuk mencegah para penggemar mencium makam itu. Justru sekarang turis meninggalkan bekas ciuman mereka di kaca.
Nah, sebuah pusara atau memorial besar untuk sang seniman dibuatkan di Paris. Memorial ini bertemakan 'The Sphinx,' salah satu judul puisi karya Wilde dan juga terinspirasi dari Assyrian di British Museum. Selama bertahun-tahun, banyak penggemar wanita mengunjungi memorial besar yang menjadi kuburan terbesar di Paris Pére Lachaise untuk memberi penghormatan kepada penulis drama Irlandia tersebut.
Uniknya, ribuan lipstik bekas ciuman dan pesan grafiti menutupi pusara tersebut. Kebiasaan pengunjung wanita yang meninggalkan jejak lipstiknya di pusara ini dimulai pada akhir 1990-an. Sejak itu, kebiasaan ini diteruskan, termasuk grafiti merah yang bertuliskan, 'Wilde, kami akan terus mengenangmu' atau 'Wilde, teruslah mencapai bintang.'
Dilansir dari Amusing Planet, Kamis (5/6), budaya mencium makam ini dengan lipstik merah terus terjadi. Meskipun, pengelola sudah menerapkan denda 12 ribu dolar AS kepada siapapun yang tertangkap mencium atau merusak monumen bersejarah ini. Namun, aturan itu tidak berpengaruh sampai sekarang.
Noda lisptik merah itu susah dibersihkan karena meresap ke batu. Pada 2011, memperingati ulang tahun ke-111 kematian Wilde, pihak berwenang sempat memasang kaca penghalang sekeliling makan untuk mencegah para penggemar mencium makam itu. Justru sekarang turis meninggalkan bekas ciuman mereka di kaca.
Sumber: republika.co.id
Comments
Post a Comment